Fakta Efek Rumah Kaca -- Efek rumah kaca adalah cara yang digunakan oleh gas rumah kaca, seperti karbon dioksida, untuk memanaskan suhu planet. Hal ini secara alami terjadi pada setiap planet yang memiliki atmosfer, walaupun dengan tingkatan yang berbeda.
EFEK RUMAH KACA DI BUMI
Tidak semua panas yang kita rasakan berasal dari Matahari. Sebagian besar adalah berasal dari dalam Bumi sendiri yang terperangkap dan dipantulkan kembali oleh gas rumah kaca.
Secara sederhana, proses terjadinya efek rumah kaca (bahasa Inggris: greenhouse effect) dimulai saat panas Matahari merambat dan masuk ke permukaan Bumi. Kemudian panas Matahari tersebut akan dipantulkan kembali oleh permukaan Bumi ke angkasa melalui atmosfer. Sebagian panas Matahari yang dipantulkan tersebut akan diserap oleh gas rumah kaca yang berada di atmosfer. Panas Matahari tersebut kemudian terperangkap di permukaan Bumi dan tidak bisa menembus atmosfer sehingga suhu Bumi menjadi lebih panas.
|
Proses terjadinya efek rumah kaca |
Dalam fungsi alaminya, efek rumah kaca sebenarnya tidaklah berbahaya bagi kehidupan di Bumi sebagaimana yang dipahami oleh masyarakat umum. Sebaliknya kehidupan di Bumi justru bergantung pada efek rumah kaca. Tapi melihat kondisi di planet lain selain Bumi, efek rumah kaca bisa menjadi berbahaya. Planet Venus contohnya, memiliki banyak kesamaan dengan Bumi dalam hal ukuran dan jarak terhadap Matahari. Tetapi berbeda dengan Bumi, Venus memiliki suhu rata-rata yang mematikan yaitu mencapai 470 derajat celcius. Suhu tersebut terjadi karena komposisi gas atmosfernya yang mengandung 96% karbon dioksida. Sedangkan Bumi hanya tersusun atas 0,03% karbon dioksida. Hal ini berarti lebih banyak Venus dibandingkan Bumi.
Tanpa gas rumah kaca, suhu rata-rata permukaan Bumi diperkirakan sekitar -18 derajat celcius. Suhu tersebut terlalu dingin untuk kehidupan di Bumi. Gas rumah kaca secara alami meningkatkan suhu rata-rata menjadi 15,5 derajat celcius yang sesuai bagi mahluk hidup. Dalam kondisi tersebut efek rumah kaca sangat penting dalam menjaga kelangsungan hidup seluruh mahluk di Bumi.
Dampak negatif dari efek rumah kaca baru akan terjadi ketika gas rumah kaca bertambah, misalnya oleh karena kegiatan manusia, yang hal ini akan menyebabkan efek rumah kaca pun akan meningkatkan suhu di Bumi menjadi lebih panas dari kadar semestinya. Gas utama yang diyakini oleh para ahli berperan kuat dalam peningkatan efek rumah kaca adalah karbon dioksida. Kadar karbon dioksida di atmosfer saat ini adalah yang paling tinggi dalam kurun waktu seratus enam puluh ribu tahun. Dan sekitar seperempat penyebab peningkatan kadar karbon dioksida tersebut diduga kuat akibat aktivitas manusia, seperti penggunaan bahan bakar fosil tingkat massal. Sisanya adalah hasil alami dari proses lingkungan.
GAS RUMAH KACA ALAMI
Para ahli menyimpulkan bahwa proses alami, seperti bernapas ternyata melepaskan karbon dioksida sepuluh kali lebih banyak dibandingkan yang dihasilkan dari residu pembakaran bahan bakar fosil. Tetapi hingga akhir-akhir ini kadar karbon dioksida tetap stabil karena adanya daerah-daerah kantong karbon, seperti hutan atau samudra. Namun sayangnya kini terlalu banyak jumlah karbon dioksida di udara dibandingkan dengan jumlah yang mampu diserap oleh kantong karbon. Berkurangnya kantong-kantong karbon terutama disebabkan oleh berkurangnya jumlan hutan di Bumi.
Semenjak abad ke-18, jumlah karbon dioksida mengalami peningkatan dari 280 bagian karbon dioksida per satu juta udara menjadi 370 bagian per satu juta udara. Karbon dioksida terus mengalami peningkatan pada kisaran 1,2 bagian persatu juta udara setiap tahun.
|
Sebagian besar mahluk hidup melepaskan gas rumah kaca
seekor sapi melepaskan 600 ltr gas metana setiap harinya
sebagai hasil dari proses pencernaan |
PENINGKATAN METANA
Karbon dioksida bukanlah satu-satunya gas rumah kaca yang terus bertambah kadarnya. Dalam jangka waktu yang sama seperti di atas, kadar gas metana telah turut meningkat kadar
gas rumah kaca bahkan dua kali lipat lebih banyak, menjadi 1,75 bagian per satu juta udara. Walaupun tampak seperti jumlah yang kecil, namun peningkatan tersebut telah memicu peningkatan
efek rumah kaca sebesar 20%.